Sebagai orang perantauan,
tentunya sudah akrab dengan yang namanya pulang kampung. Demikian halnya dengan
saya. Pulang kampung merupakan hal yang sudah biasa. Semenjak kerja di Jakarta,
biasanya saya memilih untuk naik pesawat ketika pulang kampung ke kampung
halaman saya, Lumajang. Tentunya naik pesawat dengan rute Jakarta – Surabaya.
Namun beberapa waktu lalu, saya ingin mencoba untuk memilih alternatif lain
yaitu melalui kereta api. Sebelumnya saya tidak pernah naik kereta dari Jakarta
ke Surabaya karena waktu tempuhnya lumayan lama yaitu sekitar 12 jam.
Untuk pertama kalinya ini, saya
memilih untuk membeli tiket kereta Gumarang kelas Eksekutif dengan rute dari
Stasiun Senen Jakarta ke Stasiun Pasar Turi Surabaya. Waktu itu jadwal berangkat kerta saya adalah
jam 18.15. sekitar jam 17.00, ruang tunggu penumpang di Stasiun Senen sudah
ramai. Oia, sebelum masuk ke ruang tunggu, petugas melakukan pemeriksaan
terlebih dahulu untuk tiket kereta apinya, dan juga KTP asli dari penumpang.
Sehingga kita harus selalu membawa KTP asli, karena setahu saya petugas tidak
mengijinkan penumpang yang tidak membawa KTP asli meskipun dia sudah membeli
tiket.
Suasana di Ruang Tunggu |
Untuk perjalanan kali ini, saya
memang tidak terlalu membawa banyak barang. Selain karena kali ini saya
melakukan perjalanan langsung setelah pulang kerja, saya memang tipe orang yang
malas untuk membawa barang bawaan terlalu banyak. Saya lihat penumpang lain
banyak yang membawa barang bawaan begitu banyak hingga mereka kesusahan untuk
membawa barantg-barangnya memasuki kereta. Namun untuk hal ini, penumpang tidak
perlu khawatir karena di stasiun banyak para “kuli angkut” yang siap untuk
membantu penumpang membawa barang-barangnya. Saya tidak tahu berapa tarifnya
untuk hal ini.
Penumpang Dibantu oleh Kuli Angkut |
Sekitar pukul 18. 25 kereta
Gumarang yang akan saya tumpangi sudah tiba. Telat sekitar 10 menit dari
jadwalnya. Awalnya saya bingung bagian gerbong mana untuk kelas ekonomi,
bisnis, dan eksekutifnya. Karena saya baru tahu juga bahwa ternyata untuk
ketiga kelas yang berbeda ini sama-sama terdapat pada satu kereta. Yang
membedakan adalah letak gerbongnya. Padahal dulu saya mengira bahwa beda kelas,
beda kereta. Ternyata perkiraan saya salah. Karena waktu itu saya bingung,
akhirnya saya tanya ke bapak-bapak tentang di sebelah mana gerbong untuk kelas
Eksekuti nya. Akhirnya saya diberi tahu bahwa untuk kelas eksekutif berada pada
bagian belakang. Sehingga saya langsung menuju ke gerbong bagian belakang. Di
depan gerbong ini baru ada petugas kereta yang berseragam, saya memastikan
terlebih dahulu apakah gerbong yang akan saya naiki ini benar untuk kelas
eksekutif, baru setelah petugasnya mengiyakan saya masuk dan mencari bangku
sesuai dengan nomor bangku saya yang tertera pada tiket.
Kesan pertama saya ketika melihat
interior keretanya, ternyata cukup bagus. Begitu duduk di bangku, juga terasa
nyaman karena kursi penumpang bisa ditidurkan dan ada sandaran yang cukup
nyaman bagi kaki. Selain itu terdapat colokan buat charger juga disetiap
deretan kursi sehingga saya tanpa perlu merasa khawatir untuk kehabisan batrai
hp saya ketika saya mainkan sepanjang perjalanan. Selain itu, ternyata kamar
mandinya juga lumayan nyaman. Bersih dan tidak bau. Ada tempat untuk cuci muka
dan cermin juga.
Di dalam Kereta |
Sandaran Kaki |
Sandaran Kaki |
Colokan Charger |
Dari pengalaman pertama ini, saya
juga baru mengetahui bahwa tidak ada pedagang yang keliling kesana kemari
sehingga sepanjang perjalanan saya bisa tidur nyenyak tanpa terganggu. Llau
bagaimana kalo kita lapar atau haus apabila tidak ada pedagang yang lalu
lalang? Tanang saja, sudah ada petugas yang menawarkan beberapa jenis makanan
dan minuman seperti nasi goreng, nasi rames, mie rebus, es teh, kopi, dll.
Namun apabila ingin yang murah lebih baik sebelum naik kereta, membeli bekal
dulu seperti roti dan minuman-minuman.
Begitu jam 9 malam, petugas
kereta mulai membagikan selimut kepada masing-masing penumpang. Karena pada
malam hari akan terasa dingin sekali. Selain karena faktor udara diluar, juga
karena faktor fasilitas AC nya.
Tidur di Kereta |
Menjelang pagi hari sekitar pukul
setengah enam pagi, sudah ada petugas yang menawarkan kopi, teh hangat, dll.
Juga ada handuk hangat yang ditawarkan bagi penumpang yang baru bangun tidur. Namun
saya tidak tahu apakah ini bayar apa tidak karena waktu itu saya tidak
mengambil handuk hangat.
Demikian sharing pengalaman saya
tentang naik kereta api. Semoga bermanfaat.
1 komentar:
Gan tiketnya brapaan si dr jkt ke sby? Itu harus pesen jauh" hari ya?
Posting Komentar