Minggu, 07 Desember 2014

Travelling di Singapura

Kali ini saya akan share pengalaman saya saat travelling di Singapura. Jadi beberapa bulan yang lalu, saya mendapat tugas dari kantor untuk mengikuti training di Singapura. Trainingnya berlangsung sekitar 5 hari. Kebetulan ini pertama kalinya saya ke Singapura, sehingga ada kesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di negeri yang terkenal dengan patung Merlion-nya ini.

Waktu itu saya berangkat dari Jakarta pada hari minggu pagi, karena training yang akan saya ikuti akan dimulai hari seninnya. Karena ini adalah pengalama pertama dan saya berangkat sendirian, awalnya setelah sampai bandara Changi saya agak bingung mengenai dimana saya bisa naik MRT, dan bagaimana detail caranya. Tapi ternyata tidak banyak yang perlu dikhawatirkan ketika travelling di Singapura, karena informasi petunjuk ada dimana-mana. Kalo masih bingung, kita bisa tanya ke orang-orang yang ada disana karena mereka dengan senang hati membantu. Akhirnya setelah melihatpapan informasi, saya langsung menuju ke MRT Station yang ada di Changi. 

Begitu sampai di MRT Station,  awalnya saya bingung tentang bagaimana cara membeli tiketnya.  Namun,  setelah beberapa saat melihat aktivitas dari orang-orang yang berada di sekitar saya saat itu, akhirnya saya menuju ke sebuah loket untuk membeli kartu MRT. Oleh petugasnya saya ditanya mau beli yang paket apa setelah dia menjelaskan ada beberapa tipe kartu. Akhirnya saya memilih paket kartu 1 minggu. Saya agak lupa berapa harganya, kalo tidak salah sekitar 15 dollar. Oiya, untuk koneksi internet di HP, kita tidak perlu khawatir karena begitu sampai di Changi, kita bisa langsung connect ke free wifi yang disediakan di bandara ini. Cara aktivasinya pun tidak susah. Sehingga tanpa harus membeli kartu selular singapura seperti SingTel pun, kita langsung bisa aktif di whatsapp atau social media lainnya. Balik lagi ke cerita di MRT, akhirnya setelah membeli kartu, saya masuk ke stasiun MRT dengan cara men-tap-kan kartu saya untuk membuka pintu. Di pintu ini kita bisa mengetahui berapa sisa saldo yang ada di kartu kita. Selanjutnya, saya menunggu MRT datang.

Begitu MRT datang, awalnya saya bingung harus naik MRT yang sebelah kiri apa yang sebelah kanan. Namun akhirnya saya berpikir karena Changi adalah station paling ujung, akhirnya saya bebas pilih MRT yang sebelah manapun.

Di dalam MRT, kalo kita pernah naik KRL di Jakarta, mungkin tidak jauh berbeda. Ketika saya naik waktu itu, penumpangnya tidak terlalu penuh. Banyak juga penumpang hang membawa koper ataupun tas besar seperti saya. Sepertinya memang disana tidak terlalu banyak orang yang menggunakan taksi dari bandara karena sudah ada MRT. Meskipun banyak bangku kosong, tapi banyak penumpang yang memilih berdiri sambil mainan HP. Tidak seperti di Jakarta, ketika naik busway kita merasa khawatir akan ada pencopet yang mengincar HP kita, di Singapura kita tetap merasa aman meskipun mainan HP di dalam transportasi umum. Waktu itu saya naik MRT dari Changi untuk menuju hotel yang ada di daerah Bencoolen, sehingga MRT station terakhir yang saya tuju adalah Bras Basah. Berbekal map MRT yang saya dapat dari internet dan sudah saya print di Jakarta, akhirnya saya transit di salah satu station. Saya lupa nama stationnya. Nah, kita transit ini saya agak kebingungan menuju tempat menunggu MRT ke Bras Basah, akhirnya saya tanya orang dan ternyata orang yang saya tanyai adalah orang Indonesia juga, orang Bandung lebih tepatnya. Akhirnya dia mengantarkan saya ke tempat menunggu MRT jurusan Bras Basah. Singkat cerita saya sampai di Bras Basah sekitar pukul 12.00 waktu Singapura. Kebetulan waktu itu sedabg hujan deras. Tapi beruntung saya sudah menyiapkan payung dari Jakarta, akhirnya saya pakai payung jalan kaki menuju hotl Bencoolen 81 setelah tanya ke beberapa orang mengenai arahnya. Setelah check in, saya istirahat sebentar dan sekalian sholat dhuhur. Agak bingung juga waktu itu saya cari arah kiblat di dalam kamar. Akhirnya saya menggunakan map untuk mengira-ngira arah kiblat.

Selesai sholat, saya bersiap untuk jalan-jalan karena saya ingat kata teman saya bahwa kalau lagi di Singapura jangan menghabiskan waktu di hotel karena banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi. Akhirnya meskipun di luar masih hujan deras, saya tetap berangkat menuju ke MRT Station, berbekal MRT map, payung, serta perlengkapan buat foto-foto. Oia, tidak boleh lupa passpor harus selalu dibawa karena passpor berlaku sebagai KTP kita. 

MRT Station
Tempat wisata pertama yang saya tuju adalah Marina Bay, karena dari map yang saya bawa jaraknya tidak terlalu jauh. Intinya dari MRT Station Bras Basah, saya harus menuju ke Station Marina Bay. Ketika saya mulai perjalanan ternyata saya salah turun station. Harusnya saya turun di Station Bayfront. Tapi karena saya tidak tahu dan terlanjur jadinya saya jalan kaki jauh sekali di dalam kondisi hujan. Awalnya saya bingung juga, tapi setelah melihat bangunan Hotel Marina Bay, akhirnya saya semakin yakin untuk jalan kaki. 

Begitu saya sampai di area Marina Bay, saat itu sedang ada acara. Saya lupa acara apa, yang jelas ramai sekali disana. Akhirnya sesuai tujuan awal saya, saya mulai hunting foto dan video di area sini. Saya mengelilingi berbagai tempat disini dengan jalan kaki, dan berikut hasil foto-foto saya disini.










Saya hunting foto dan video disini sampai sekitar jam 5 sore. Setelah itu saya mencari station MRT terdekat untuk kembali ke hotel.

Keesokan harinya, adalah hari pertama saya training. Tempat trainingnya berlokasi di daerah Pasir Panjang. Kalo diibaratkan di Jakarta, mungkin seperti di area Tanjung Priok, pinggirannya Jakarta. Saya dan teman saya naik MRT untuk kesana dan membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Cukup jauh untuk ukuran di Singapura yang tidak ada macet.

Sepulang training, sekitar jam 5 sore, saya dan teman saya memutuskan untuk mencoba naik bus untuk kembali ke hotel biar punya pengalaman juga naik bus disini. Setelah cari informasi di google maps, kami dapat nomor bus yang harus dinaiki untuk menuju hotel di daerah Bencoolen. Aplikasi Google Maps di Singapura sangat berguna sekali karena informasi nomor bus juga ditampilkan detail dan akurat sehingga sangat membantu bagi orang asing yang ada di Singapura. Dan sekitar jam 6 sore kami sampai di hotel. 

Halte Bus

Bus Umum
Malam harinya, karena saya tidak mau menyia-nyiakan waktu saya di Singapura, akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan. Pada hari kedua saya di Singapura ini, saya memutuskan untuk pergi ke Mustafa Center. Ini adalah pusat oleh-oleh Singapura. Bentuknya seperti supermarket tapi besar banget. Saya kesini untuk membeli oleh-oleh sekaligus mencari titipan orang kantor yaitu cokelat Hersheys. Tidak terlalu susah bagi saya untuk ke tempat ini, jaraknya tidak terlalu jauh dari Bencoolen. Di Mustafa Center ini saya membeli beberapa oleh-oleh dan beberapa foto yang saya ambil disini adalah sebagai berikut:





Sama halnya seperti seusai training hari pertama, setelah training hari kedua saya manfaatkan waktu saya untuk jalan-jalan. Saya berangkat dari hotel setelah sholat maghrib. Untuk hari kedua ini, saya pergi ke China Town. Berbekal informasi yang saya dapatkan dari internet, akhirnya saya pergi ke China Town dengan naik bus karena lebih gampang daripada naik MRT. Berikut foto-foto yang saya dapatkan dari China Town.






Usai dari China Town, karena waktunya juga belum terlalu malam, akhirnya saya sekalian pergi ke Bugis Street. Bugis Street ini adalah pusat oleh-oleh juga yang bentuknya seperti pasar. Letaknya kebetulan tidak terlalu jauh dari Hotel saya di daerah Bencoolen. Berikut hasil foto-foto saya.




Untuk tempat-tempat tujuan saya selanjutnya akan saya ceritakan di postingan saya berikutnya agar tidak terlalu panjang. :)

Minggu, 23 November 2014

Jakarta Japan Matsuri Festival 2013

Baru sempat edit video Jakarta Japan Matsuri Festival 2013. Karena kebetulan sekarang bisa share video langsung ke blog melalui akun Youtube maka saya share langsung hasil editan saya ini.



Sebagai gambaran umum, Jakarta Japan Matsuri Festival adalah acara tahunan yang merupakan kerjasama antara Pemerintah DKI Jakarta dan Kebudataan Besar Jepang. Dalam acara ini ada berbagai macam pameran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jepang. Misalnya makanan-makanan jepang, kostum-kostum jepang atau harajuku, serta berbagai karakter anime jepang. Selain itu ada beberapa artis yang turut memeriahkan Jakarta Japan Matsuri Festival 2013 yaitu JKT 48 dan Agnes Monica a.k.a Agnez Mo. Jokowi yang menjabat sebagai gubernur Jakarta waktu itu juga sempat datang di malam puncak acara ini yang digelar di Monas.

Sabtu, 22 November 2014

Travelling ke Pulau Kelor, Onrust dan Cipir.

Beberapa waktu lalu ketika sedang lihat-lihat promosi di livingsocial.com, ternyata sedang ada promo One Day Trip to Thousand Islands yaitu ke Pulau Kelor, Onrust dan Cipir. Harganya cukup murah yaitu Rp. 87.500. Karena saya tertarik untuk hunting foto di 3 pulau ini, akhirnya saya mengajak beberapa teman saya untuk membeli tiket promo ini. Singkat cerita saya beli 7 tiket dan saya dan 5 teman saya berangkat pada tanggal 26 Oktober 2014 kemarin, sedangkan 1 teman saya tidak jadi berangkat karena waktu itu kehilangan handphone sehingga tidak bisa berkoordinasi.

Kami berangkat ke 3 pulau yang merupakan bagian dari Pulau Seribu ini melalui Muara Kamal. Untuk menuju Muara Kamal, ada beberapa pilihan Transportasi yaitu naik Busway atau naik Taksi. Saya sendiri naik Busway. Kalau mau naik busway, kita harus naik bus jurusan Kalideres dan turun di Halte Rawa Buaya. Setelah turun, kita keluar dari halte ini melalui jembatan penyebrangan. Begitu turun dari jembatan penyeberangan ini, akan ada orang yang menawarkan angkutan menuju ke Muara Kamal. Sepertinya memang mereka sudah hafal dengan orang-orang yang akan menuju ke Pulau Seribu melalui jalur ini. Angkotnya sejenis mobil Carry, berwarna hitam. Tidak ada tulisan jurusan ataupun nomor kode angkotnya. Tapi yang naik angkot ini lumayan banyak. Tarifnya waktu itu Rp.7000 kalau saya tidak salah ingat. Dari angkot ini kita turun di tujuan paling akhir, yaitu di Pasar Ikan Muara Kamal. Teman saya yang naik Taksi Bluebird dari daerah Jalan Sudirman, habis sekitar seratus ribu untuk ke Muara Kamal.

Pasar Ikan Muara Kamal ini adalah meeting point rombongan tour saya kali ini. Setelah koordinasi dengan pihak travel akhirnya rombongan saya berangkat dengan naik perahu dari Muara Kamal.

Tujuan pertama adalah Pulau Kelor. Waktu yang diperlukan sekitar setengah jam dari Muara Kamal. Waktu itu kondisi air lautnya lumayan tenang sehingga perjalanannya bisa ditempuh dengan lebih cepat.

Begitu sampai di Pulau Kelor, saya dan teman-teman saya langsung hunting foto. Pulaunya cukup bagus. Di pulau yang merupakan tempat dilangsungkannya pernikahan artis Rio Dewanto dan Atiqah Hasiholan serta tempat shooting video klipnya Julia Perez untuk lagu dengan judul Merana ini, ada sebuah benteng VOC jaman dulu. Saya lupa nama bentengnya apa. Berikut ini beberapa hasil foto yang diambil di Pulau Kelor ini.




Pulau kedua yang kami kunjungi setelah dari Pulau Kelor adalah Pulau Onrust.Jarak yang ditempuh dari Pulau Kelor ke Pulau Onrust tidak terlalu jauh. Butuh waktu sekitar 10 menit naik perahunya.

Menurut Wikipedia, Pulau Onrust merupakan pelabuhan VOC sebelum pindah ke pelabuhan Tanjung
Priok Jakarta Utara. Pulau Onrust ini juga merupakan markas tentara penjajah Belanda sebelum masuk Jakarta dan mendudukinya. Di pulau inilah tentara Belanda melakukan aktivitas bongkar muat logistik perang. Tahun 1930-an, Pulau Onrust juga menjadi asrama haji sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi. Para calon haji di Pulau Onrust diadaptasikan dengan udara laut karena zaman dahulu mereka naik kapal laut sebelum menuju ke Arab Saudi. Di pulau ini masih terlihat bangunan-bangunan peninggalan penjajah Belanda seperti benteng dan pelabuhan kuno.

Di Pulau Onrust ini, saya dan rombongan makan siang terlebih dahulu yang sudah disediakan oleh pihak travel. Selain itu, saya dan teman-teman saya juga membeli Kelapa Muda disini sambil menikmati pemandangan. Harganya tidak terlalu mahal, yaitu Rp. 15.000. Setelah makan siang, saya dan teman-teman saya sholat dhuhur disini karena ada musholanya juga. Selanjutnya saya hunting foto dan seperti berikut beberapa foto saya.







Pulau terakhir yang dikunjungi dalam trip kali ini adalah Pulau Cipir. Waktu yang diperlukan juga tidak terlalu lama karena jaraknya tidak terlalu jauh juga. Hampir sama dengan Pulau Kelor dan Onrust, di pulau Cipir juga terdapat beberapa bangunan tua peninggalan Belanda. Sebelum sampai di Pulau ini, saya diberitahu oleh Tour Guide bahwa kita bisa berenang juga di pantainya. Wah, karena saya memang membawa baju ganti, akhirnya saya berenang di pantainya. Niat awalnya sih pengen sekalian foto underwater, tapi air lautnya t t hasil foto-foto yang saya ambil di Pulau Cipir ini.


Rabu, 19 November 2014

Wisata Pulau Bangka.

Kali ini saya akan share pengalaman saya ke dua pantai indah di Pulau Bangka, propinsi Bangka Belitung. Jadi ceritanya beberapa waktu yang lalu saya dan atasan saya mendapat tugas untuk ke salah satu customer di Pulau Bangka. Nah, karena kerjanya kita baru dimulai hari seninnya dan kita berangkat dari Jakarta pada hari minggu sekitar jam 10:00 siang, maka begitu sampai di Hotel Santika tempat kami menginap sekitar pukul 12:00 maka kami langsung cuss ke daerah SungaiLiat untuk main di Pantai Matras dan Pantai Parai yang merupakan tempat tujuan wisata di Bangka.

Di tengah perjalanan, karena memang kami belum makan siang jadi atasan saya mengajak untuk mampir di salah satu tempat nongkrong disana yaitu TungTau. Saya, atasan saya, dan Pak Sopir pesan beberapa makanan disini. Saya sendiri waktu itu pesan Jus Timun, Bubur Ikan, dan juga Roti Bakar. Setelah kenyang makan siang disini, kami langsung melanjutkan perjalanan ke SungaiLiat. Waktu yang diperlukan sekitar 1 jam dari kota Pangkal Pinang.

Begitu sampai di Pantai Matras, pemandangannya sangat bagus karena birunya air laut disini sangat terlihat jelas dari pinggir jalan yang dilalui. Waktu itu hari minggu, pengunjungnya lumayan ramai namun tidak seramai pengunjung Pantai Ancol di hari minggu. hehehe..

Perbedaan pantai Matras dengan pantai-pantai yang pernah saya kunjungi di Pulau Jawa dan Bali adalah bebatuannya. Sangat bagus dan mirip seperti pantai yang ada di film Laskar Pelangi. Namun Laskar Pelangi shootingnya di Pulau Belitung, bukan di Pulau Bangkanya. Disini langsung saja saya hunting foto dan juga membuat video, sesuai dengan hobi saya. hehehe.. Berikut adalah foto-foto yang diambil di Pantai Matras:









Nah, setelah puas hunting foto dan video di Pantai Matras, kami lanjut ke Pantai Parai. Jaraknya tidak terlalu jauh dari Pantai Matras ini. Kalo saya tidak salah ingat, waktu yang diperlukan tidak sampai setengah jam sudah sampai di Pantai Parai. 

Di Pantai Parai ini konsepnya adalah semacam Resort. Saya lupa apa nama resortnya. Ketika masuk ke Pantai lewat resort ini, diminta biaya 25.000 per orang. Setelah kami bayar, kami lanjut untuk hunting foto dan video disini. 

Karakteristik Pantai Parai tidak jauh berbeda dengan Pantai Matras. Bebatuan yang indah menghiasi pantai ini. Berikut adalah hasil dari foto-foto yang diambil dari Pantai ini:





Dan berikut ini hasil video saya:


Oia, sedikit saran kalau mau ke Pantai jangan lupa bawa topi, air minum, dan juga sun glasses agar liburan kita di pantai tetap terasa seru. :D

Senin, 17 November 2014

Liburan di Trans Studio Bandung


Kali ini saya akan share pengalaman saya liburan di Bandung beberapa waktu yang lalu. Ya, semenjak saya eksis di Instagram, saya semakin semangat untuk jalan-jalan kemanapun itu untuk sekedar hunting foto menggunakan kamera smartphone saya. Kenapa kali ini ke Bandung? karena kebetulan teman saya sedang tugas di Bandung dan ngasih saya tumpangan untuk menginap.

Sebelum berangkat ke Bandung, saya sudah mencari info mengenai daftar tempat wisata di Bandung. Dan karena kali ini saya dan teman saya menginap di Hotel Trans Luxury, maka saya mengutamakan untuk mencari info mengenai tempat wisata yang dekat dengan Hotel Trans Luxury Bandung. Namun sepertinya tidak banyak tempat wisata yang dekat dengan daerah ini. Jadinya tempat yang saya targetkan untuk dikunjungi adalah Trans Studio Theme Park Bandung, apalagi kebetulan ada promo Buy 1 Get 1 juga jika kita membeli tiket masuk dengan menggunakan KTP Jatim, Jateng, atau Yogya.

Hari Kamis sepulang kerja, saya langsung menuju ke XTrans Travel yang berada di daerah Blora (dekat stasiun Sudirman). Kenapa saya naik Travel dari sini dan bukan dari Xtrans Semanggi yang notabene lebih dekat dari kantor saya? karena di XTrans Blora ini yang ada tujuan ke pool Gatot Soebroto Bandung yang dekat dengan Hotel Trans Luxury. Singkat cerita, saya berangkat dari Jakarta sekitar jam 19:00 dan sampai di Hotel Trans Luxury sekitar pukul 22:00.  Sampai di Hotel, saya langsung menghubungi teman saya untuk mengambil kunci kamar karena teman saya sudah menginap sejak sehari sebelumnya dan kebetulan ketika saya datang, teman saya masih lembur meeting.

Kesan saya ketika masuk ke Lobby, cukup wah. Design interiornya dibuat mewah. Detail masing-masing komponen interiornya sepertinya memang dibuat sangat terkonsep. Mulai dari karpet, letak tangga, hingga hiasan di atap. Biar jelas, lobby hotel yang saya maksud

adalah seperti berikut:





Dari Lobby, saya langsung naik ke Lantai 10 untuk menuju kamar. Di lantai 10 ini, posisi kamarnya sangat sesuai dengan yang saya inginkan karena viewnya menghadap langsung ke Trans Studio Mall dan Trans Studio Theme Park sehingga saya bisa ambil foto dari kamar dengan view yang bagus. Tapi karena waktu itu malam hari, foto yang saya ambil kurang bagus hasilnya. Oiya, bagi yang penasaran seperti apa interior di dalam kamar hotel ini, bisa dilihat di foto-foto berikut:




Pagi harinya saya langsung ambil foto dari kamar. Berikut hasil foto-foto saya:





Oke, pagi hari sehabis mandi saya breakfast di Lantai 3. View nya seperti kebanyakan tempat makan di hotel lain, menghadap ke Kolam Renang. Kolam Renangnya disini ada 2, yaitu kolam renang buat anak-anak dan kolam renang untuk dewasa. Kolam renang anaknya didesain seperti pantai jadi ada pasir putihnya juga. Seperti ini viewnya:





Karena kebetulan waktu itu hari jumat, maka setelah breakfast saya memutuskan untuk santai di kamar sambil menunggu waktu sholat jumat tiba. Sedangkan teman saya, lanjut meeting. hehehe.. Oiya, untuk sholat jumat, disini gampang banget karena sudah ada masjid di Kawasan Terpadu Trans Studio ini. Konsep yang bagus untuk dicontoh oleh tempat rekreasi lain.


Setelah sholat jumat, saya memutuskan untuk main ke Trans Studio Mall (TSM). Di dalam mall ini kebetulan hari itu ada perayaan Halloween, jadinya ada karakter-karakter seram seperti boneka Annabelle, dll yang konvoi di dalam Mall. Setelah makan siang di Mall, saya balik ke hotel untuk sholat dan istirahat sebentar kemudian sore harinya saya jalan ke Jalan Gatot Soebroto untuk membeli oleh-oleh khas Bandung seperti basreng dan sejenisnya.

Malam harinya sekitar sehabis maghrib, saya dan teman saya jalan-jalan ke Dago. Kita naik taksi dari Trans Studio ke Dago bawah kira-kira habis 30 ribuan. di Dago selain membeli makanan ringan di Kartika Sari, saya dan teman saya wisata kuliner ke Mie Kocok GaKil (Iga Kikil). Saya pesan yang pedas, dan memang rasanya sangat pedas. Sekitar jam 9 malam, saya dan teman saya kembali ke hotel karena teman dari teman saya sudah menunggu di Lantai 18 untuk ngobrol dan foto-foto di Sky Wall yang ada di hotel ini.

Di Sky Wall, kita bisa merasakan sensasi berdiri di atas kaca bening yang pemandangan bawah nya adalah lalu lalang mobil-mobil di Jalan Gatot Soebroto. Banyak yang foto-foto di sini. Selain itu pemandangan kota Bandung di Malam hari juga bisa kita nikmati dari sini.



Besoknya yaitu hari Sabtu, sehabis breakfast saya renang di kolam renangnya sambil foto-foto underwater. saya renang sampai pukul setengah 11 siang dan jam 11 siang saya dan teman saya check out dari hotel dan kita lanjut main ke Trans Studio Theme Park setelah menitipkan 6 buah tas bawaan ke resepsionis hotel.

Di Trans Studio Theme Park-nya, hari itu kebetulan ramai banget karena ada acara semacam family gathering dari sebuah perusahaan karawang.  Katanya sih, hari itu ada sekitar 7 ribuan pengunjung. Jadinya semua wahana pada antri panjang. Saya juga tidak terlalu banyak mencoba wahana karena males antrinya. Berikut beberapa foto saya disini.











 Sekitar jam 4 sore saya dan teman saya memutuskan untuk pulang ke Jakarta dengan naik Travel XTrans yang tinggal jalan kaki saja dari Trans Studio. Dan inilah akhir share cerita saya ke Bandung kali ini. Terimakasih sudah membaca. :).