Kali ini saya akan share pengalaman saya saat travelling di Singapura. Jadi beberapa bulan yang lalu, saya mendapat tugas dari kantor untuk mengikuti training di Singapura. Trainingnya berlangsung sekitar 5 hari. Kebetulan ini pertama kalinya saya ke Singapura, sehingga ada kesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di negeri yang terkenal dengan patung Merlion-nya ini.
Waktu itu saya berangkat dari Jakarta pada hari minggu pagi, karena training yang akan saya ikuti akan dimulai hari seninnya. Karena ini adalah pengalama pertama dan saya berangkat sendirian, awalnya setelah sampai bandara Changi saya agak bingung mengenai dimana saya bisa naik MRT, dan bagaimana detail caranya. Tapi ternyata tidak banyak yang perlu dikhawatirkan ketika travelling di Singapura, karena informasi petunjuk ada dimana-mana. Kalo masih bingung, kita bisa tanya ke orang-orang yang ada disana karena mereka dengan senang hati membantu. Akhirnya setelah melihatpapan informasi, saya langsung menuju ke MRT Station yang ada di Changi.
Begitu sampai di MRT Station, awalnya saya bingung tentang bagaimana cara membeli tiketnya. Namun, setelah beberapa saat melihat aktivitas dari orang-orang yang berada di sekitar saya saat itu, akhirnya saya menuju ke sebuah loket untuk membeli kartu MRT. Oleh petugasnya saya ditanya mau beli yang paket apa setelah dia menjelaskan ada beberapa tipe kartu. Akhirnya saya memilih paket kartu 1 minggu. Saya agak lupa berapa harganya, kalo tidak salah sekitar 15 dollar. Oiya, untuk koneksi internet di HP, kita tidak perlu khawatir karena begitu sampai di Changi, kita bisa langsung connect ke free wifi yang disediakan di bandara ini. Cara aktivasinya pun tidak susah. Sehingga tanpa harus membeli kartu selular singapura seperti SingTel pun, kita langsung bisa aktif di whatsapp atau social media lainnya. Balik lagi ke cerita di MRT, akhirnya setelah membeli kartu, saya masuk ke stasiun MRT dengan cara men-tap-kan kartu saya untuk membuka pintu. Di pintu ini kita bisa mengetahui berapa sisa saldo yang ada di kartu kita. Selanjutnya, saya menunggu MRT datang.
Begitu MRT datang, awalnya saya bingung harus naik MRT yang sebelah kiri apa yang sebelah kanan. Namun akhirnya saya berpikir karena Changi adalah station paling ujung, akhirnya saya bebas pilih MRT yang sebelah manapun.
Di dalam MRT, kalo kita pernah naik KRL di Jakarta, mungkin tidak jauh berbeda. Ketika saya naik waktu itu, penumpangnya tidak terlalu penuh. Banyak juga penumpang hang membawa koper ataupun tas besar seperti saya. Sepertinya memang disana tidak terlalu banyak orang yang menggunakan taksi dari bandara karena sudah ada MRT. Meskipun banyak bangku kosong, tapi banyak penumpang yang memilih berdiri sambil mainan HP. Tidak seperti di Jakarta, ketika naik busway kita merasa khawatir akan ada pencopet yang mengincar HP kita, di Singapura kita tetap merasa aman meskipun mainan HP di dalam transportasi umum. Waktu itu saya naik MRT dari Changi untuk menuju hotel yang ada di daerah Bencoolen, sehingga MRT station terakhir yang saya tuju adalah Bras Basah. Berbekal map MRT yang saya dapat dari internet dan sudah saya print di Jakarta, akhirnya saya transit di salah satu station. Saya lupa nama stationnya. Nah, kita transit ini saya agak kebingungan menuju tempat menunggu MRT ke Bras Basah, akhirnya saya tanya orang dan ternyata orang yang saya tanyai adalah orang Indonesia juga, orang Bandung lebih tepatnya. Akhirnya dia mengantarkan saya ke tempat menunggu MRT jurusan Bras Basah. Singkat cerita saya sampai di Bras Basah sekitar pukul 12.00 waktu Singapura. Kebetulan waktu itu sedabg hujan deras. Tapi beruntung saya sudah menyiapkan payung dari Jakarta, akhirnya saya pakai payung jalan kaki menuju hotl Bencoolen 81 setelah tanya ke beberapa orang mengenai arahnya. Setelah check in, saya istirahat sebentar dan sekalian sholat dhuhur. Agak bingung juga waktu itu saya cari arah kiblat di dalam kamar. Akhirnya saya menggunakan map untuk mengira-ngira arah kiblat.
Selesai sholat, saya bersiap untuk jalan-jalan karena saya ingat kata teman saya bahwa kalau lagi di Singapura jangan menghabiskan waktu di hotel karena banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi. Akhirnya meskipun di luar masih hujan deras, saya tetap berangkat menuju ke MRT Station, berbekal MRT map, payung, serta perlengkapan buat foto-foto. Oia, tidak boleh lupa passpor harus selalu dibawa karena passpor berlaku sebagai KTP kita.
MRT Station |
Tempat wisata pertama yang saya tuju adalah Marina Bay, karena dari map yang saya bawa jaraknya tidak terlalu jauh. Intinya dari MRT Station Bras Basah, saya harus menuju ke Station Marina Bay. Ketika saya mulai perjalanan ternyata saya salah turun station. Harusnya saya turun di Station Bayfront. Tapi karena saya tidak tahu dan terlanjur jadinya saya jalan kaki jauh sekali di dalam kondisi hujan. Awalnya saya bingung juga, tapi setelah melihat bangunan Hotel Marina Bay, akhirnya saya semakin yakin untuk jalan kaki.
Begitu saya sampai di area Marina Bay, saat itu sedang ada acara. Saya lupa acara apa, yang jelas ramai sekali disana. Akhirnya sesuai tujuan awal saya, saya mulai hunting foto dan video di area sini. Saya mengelilingi berbagai tempat disini dengan jalan kaki, dan berikut hasil foto-foto saya disini.
Saya hunting foto dan video disini sampai sekitar jam 5 sore. Setelah itu saya mencari station MRT terdekat untuk kembali ke hotel.
Keesokan harinya, adalah hari pertama saya training. Tempat trainingnya berlokasi di daerah Pasir Panjang. Kalo diibaratkan di Jakarta, mungkin seperti di area Tanjung Priok, pinggirannya Jakarta. Saya dan teman saya naik MRT untuk kesana dan membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Cukup jauh untuk ukuran di Singapura yang tidak ada macet.
Sepulang training, sekitar jam 5 sore, saya dan teman saya memutuskan untuk mencoba naik bus untuk kembali ke hotel biar punya pengalaman juga naik bus disini. Setelah cari informasi di google maps, kami dapat nomor bus yang harus dinaiki untuk menuju hotel di daerah Bencoolen. Aplikasi Google Maps di Singapura sangat berguna sekali karena informasi nomor bus juga ditampilkan detail dan akurat sehingga sangat membantu bagi orang asing yang ada di Singapura. Dan sekitar jam 6 sore kami sampai di hotel.
Halte Bus |
Bus Umum |
Malam harinya, karena saya tidak mau menyia-nyiakan waktu saya di Singapura, akhirnya saya memutuskan untuk jalan-jalan. Pada hari kedua saya di Singapura ini, saya memutuskan untuk pergi ke Mustafa Center. Ini adalah pusat oleh-oleh Singapura. Bentuknya seperti supermarket tapi besar banget. Saya kesini untuk membeli oleh-oleh sekaligus mencari titipan orang kantor yaitu cokelat Hersheys. Tidak terlalu susah bagi saya untuk ke tempat ini, jaraknya tidak terlalu jauh dari Bencoolen. Di Mustafa Center ini saya membeli beberapa oleh-oleh dan beberapa foto yang saya ambil disini adalah sebagai berikut:
Sama halnya seperti seusai training hari pertama, setelah training hari kedua saya manfaatkan waktu saya untuk jalan-jalan. Saya berangkat dari hotel setelah sholat maghrib. Untuk hari kedua ini, saya pergi ke China Town. Berbekal informasi yang saya dapatkan dari internet, akhirnya saya pergi ke China Town dengan naik bus karena lebih gampang daripada naik MRT. Berikut foto-foto yang saya dapatkan dari China Town.
Usai dari China Town, karena waktunya juga belum terlalu malam, akhirnya saya sekalian pergi ke Bugis Street. Bugis Street ini adalah pusat oleh-oleh juga yang bentuknya seperti pasar. Letaknya kebetulan tidak terlalu jauh dari Hotel saya di daerah Bencoolen. Berikut hasil foto-foto saya.
Untuk tempat-tempat tujuan saya selanjutnya akan saya ceritakan di postingan saya berikutnya agar tidak terlalu panjang. :)