Kamis, 30 November 2017

Pengalaman Membawa Bayi untuk Naik Pesawat

Naik pesawat dengan membawa bayi mungkin menjadi suatu hal yang memerlukan persiapan matang. Berbagai hal mulai dari pengurusan tiket hingga proses di dalam pesawat perlu dipikirkan sebelum hari H. Berdasarkan pengalaman saya, saya mencoba berbagi melalui tulisan ini mengenai seperti apa saja persiapan yang perlu dilakukan sebelum dan saat berada di dalam pesawat saat membawa bayi. 

Jadi awal bulan Nopember ini, saya beserta istri dan mama mertua membawa bayi kami yang dilahirkan pada akhir bulan september 2017 lalu dari Padang ke Jakarta dengan naik pesawat. Usia Shanum, nama bayi kami, waktu itu baru 40 hari. Persiapan-persiapan yang kami lakukan antara lain:

1.       Mencari informasi di internet tentang apakah bayi yang akan kita bawa naik pesawat ada tarif tersendiri ataukah gratis.
Setelah saya baca-baca ternyata tarif setiap maskapai berbeda-beda kebetulan Waktu itu saya membeli tiket untuk maskapai Garuda. Dari total tarif yang saya bayar besarnya biaya untuk bayi kurang lebih 20% dari harga tiket orang dewasa. Untuk maskapai lain, sepertinya 10%.

2.       Mencari informasi mengenai syarat-syarat apa saja yang diperlukan atau sebaiknya disiapkan sebelum kita membeli tiket untuk bayi.

a.       Usia Bayi
Berdasarkan informasi dari internet juga persyaratan masing-masing maskapai terkait bayi yang akan dibawa terbang juga berbeda untuk usia saya pernah membaca bahwa minimal usia bayi yang akan dibawa terbang naik pesawat adalah 1 minggu karena waktu itu Shanum usianya adalah 40 hari sehingga tidak ada kekhawatiran lagi bagi saya mengenai Apakah shanum sudah bisa dibawa naik pesawat atau belum. Untuk informasinya saat itu saya baca di http://blog.pergi.com/ini-aturan-harga-tiket-pesawat-untuk-bayi-maskapai-indonesia/.

b.      Surat Pengantar dari Dokter
Untuk informasi apakah perlu membawa surat dokter, saya membaca informasi dari https://blog.traveloka.com/berita/usia-berapa-bayi-naik-pesawat/. Namun menjelang hari H penerbangan, saya lupa untuk mengurusnya. Tapi karena waktunya sudah mepet maka saya pikir nanti di bandara pasti ada dokter yang bisa memeriksa dan memberikan keputusan layak terbang bagi bayi yang akan terbang ternyata ketika sudah sampai di counter check in, kebetulan surat keterangan dari dokter tidak ditanyakan oleh petugas, yang ditanyakan adalah mengenai apakah kondisi bayi sedang sehat atau ada keluhan tertentu. Karena Shanum waktu itu sedang sehat maka tidak ada kendala dalam proses check-in

c.       Dokumen administratif
Waktu itu saya juga mencari Apakah ada syarat dokumen tertentu yang harus dibawa ketika kita akan membawa bayi untuk naik pesawat misalnya akta kelahiran atau surat keterangan lahir. Menurut informasi dari http://blog.reservasi.com/peraturan-bayi-naik-pesawat-menurut-beberapa-maskapai-di-indonesia/, terkadang akta kelahiran diperlukan untuk mengecek usia bayi. Tapi berdasarkan pengalaman saya, hal ini tidak dilakukan. Mungkin untuk jaga-jaga saja sebaiknya dokumen tersebut dibawa.

3.       Mempersiapkan barang bawaan.
Jauh-jauh hari sebelum hari H penerbangan sebaiknya kita membuat catatan atau daftar barang yang akan kita bawa terkait kebutuhan bayi. Karena biasanya membutuhkan waktu berjam-jam bagi kita mulai dari berangkat ke bandara, antri menunggu check in, hingga menunggu untuk masuk ke dalam pesawat maka sebaiknya kita melakukan persiapan untuk hal tersebut misalnya membawa pampers, tissue basah, selimut bayi, topi bayi, baju ganti bayi,  perlak bayi yang biasanya dibutuhkan ketika dia ganti popok, penyumbat telinga yang akan digunakan ketika pesawat lepas landas ataupun mendarat, gendongan bayi hingga mainan bayi apabila dibutuhkan. Dengan adanya daftar barang bawaan tersebut maka kemungkinan terlupa saat hari H akan bisa dihindari.

4.       Proses Check In
Ketika check in biasanya oleh petugas akan secara otomatis dipilihkan bangku yang sederet apabila kita bersama dengan keluarga kita. Duduk dengan keluarga pada bangku yang sederet akan mempermudah kita ketika menggendong bayi di dalam pesawat. Yang terpenting pastikan saja untuk minta bangku yang sederet ke petugas check in. Untuk stroller tidak boleh dimasukkan ke dalam kabin. Waktu itu saya sempat ditanya oleh petugas apakah saya membawa stroller apa tidak, apabila membawa maka akan sekalian dimasukkan ke bagasi.

5.       Ketika sudah masuk ke dalam pesawat.
Begitu sudah masuk ke dalam pesawat mulailah pasang kapas pada telinga bayi. Berdasarkan pengalaman saya saya sudah membelikan penutup telinga yang berbentuk seperti headset untuk bayi namun ketika di dalam pesawat Shanum menolak untuk dipakaikan headset tersebut karena mungkin merasa tidak nyaman. Sehingga saya hanya memakaikan kapas pada telinganya. Yang paling penting adalah ketika pesawat sedang lepas landas bayi harus disusui untuk mengurangi tekanan pada telinganya sehingga dia tidak merasakan sakit pada telinganya. Demikian juga ketika pesawat akan mendarat.

Demikian informasi mengenai bagaimana pengalaman saya membawa bayi naik pesawat yang bisa saya bagi. Semoga bermanfaat. Terimakasih.